Terlihat Biasa Saja, Ini Ciri Dari Orang Ingin Bunuh Diri
Tanpa sinyal yang jelas, terkadang sulit untuk menentukan mengapa orang melakukan bunuh diri. Jika ini terjadi untuk menutup orang, mungkin Anda tidak mengerti atau mengabaikan gejalanya? Terkadang ada kombinasi dari beberapa faktor yang memicu pikiran untuk bunuh diri hingga mengakhiri hidupnya. Kebanyakan orang melakukan upaya bunuh diri secara tiba-tiba atau impulsif. Ini berarti bahwa ini bukan urusan yang direncanakan dengan hati-hati.
Alasan mengapa orang bunuh diri
Ini hanya bisa menjadi salah satu faktor, itu bisa menjadi kombinasi. Berikut beberapa alasan mengapa orang begitu ingin mengakhiri hidupnya:
Depresi berat
Salah satu alasan paling umum orang melakukan bunuh diri adalah depresi berat. Mengalami depresi dapat menyebabkan seseorang merasakan sakit emosional yang menyiksa hingga kehilangan harapan. Tujuan hidup tidak jelas.
Bahkan, mereka tidak menemukan cara lain untuk meredakan situasi kecuali dengan bunuh diri. Menurut American Foundation for Suicide Prevention, depresi dialami oleh hampir semua orang yang melakukan bunuh diri.
Kepribadian Ganda
Orang dengan gangguan kepribadian ganda atau gangguan bipolar dapat bergantian antara dua fase ekstrim yang berbeda. Jika tidak ditangani, risiko bunuh diri cukup tinggi. Selama episode manik, risiko ini meningkat, terutama jika pasien mengalami delusi.
Gangguan Makan
Ada beberapa jenis gangguan makan yang dapat dikaitkan dengan timbulnya penghentian hidup. Terutama jenis gangguan makan berupa anoreksia nervosa paling banyak menyebabkan kematian. Di sisi lain, pasien dengan bulimia nervosa juga dapat mencoba bunuh diri.
Skizofrenia
Skizofrenia juga lebih umum, terutama pada orang yang hidupnya berjalan sangat baik sebelum mereka mengembangkan kondisi tersebut. Depresi dapat terjadi setelah diagnosis. Selain itu, riwayat penggunaan alkohol berlebihan hingga penyalahgunaan zat juga bisa menjadi faktor risiko.
Stres Traumatis
Terjebak dalam pengalaman traumatis, dari pelecehan seksual hingga trauma perang, juga merupakan risiko yang lebih tinggi dari upaya bunuh diri. Bahkan, hal ini juga berlaku selama beberapa tahun setelah trauma itu terjadi.
Takut Kalah
Mengalami kehilangan orang yang dicintai atau kekalahan dapat menyebabkan seseorang mengakhiri hidupnya sendiri. Situasi ini dapat muncul dalam konteks akademik, hukum, bullying, masalah keuangan, hubungan romantis, pekerjaan, status sosial. Sama pentingnya, kehilangan keluarga atau teman setelah mengungkapkan orientasi seksual juga dapat berperan.
Merasa putus asa
Ada banyak kasus bunuh diri di mana subjek merasa tidak ada harapan untuk memperbaiki situasi. Ketika perasaan ini muncul, hal-hal baik dalam hidup tampaknya terhenti. Bunuh diri kemudian menjadi pilihan yang muncul. Mungkin bagi orang lain yang belum mengalaminya, sepertinya ada harapan. Namun pada orang dengan kondisi ini, pesimisme mendominasi.